Welcome to My Blog

Kamis, 12 September 2013

Sejarah Kota Pariaman
Pariaman di zaman lampau merupakan daerah yang cukup dikenal oleh pedagang bangsa asing semenjak tahun 1500an. Catatan tertua tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec Pires (1446-1524), seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk kerajaan Portugis di Asia.
Ia mencatat telah ada lalu lintas perdagangan antara India dengan Pariaman, Tiku dan Barus. Dua tiga kapal Gujarat mengunjungi Pariaman setiap tahunnya membawa kain untuk penduduk asli dibarter dengan emas, gaharu, kapur barus, lilin dan madu. Pires juga menyebutkan bahwa Pariaman telah mengadakan perdagangan kuda yang dibawa dari Batak ke Tanah Sunda.
Sekitar tahun 1527 datang bangsa Perancis dibawah komando seorang politikus dan pengusaha yakni Jean Ango. Dia mengirim dua buah kapal dagang yang dipimpin oleh dua bersaudara yakni Jean dan Raoul Parmentier. Kedua kapal ini sempat memasuki lepas pantai Pariaman dan singgah di Tiku dan Indrapura. Tapi anak buahnya merana terserang penyakit, sehingga catatan dua bersaudara ini tidak banyak ditemukan.
Tanggal 21 November 1600, untuk pertama kalinya bangsa Belanda singgah di Tiku dan Pariaman, dengan dua buah kapal di bawah pimpinan Paulus van Cardeen, yang berlayar dari utara (Aceh dan Pasaman) dan menyusul setelahnya kapal-kapal Belanda yang lain. Cornelis de Houtman yang sampai di Sunda Kelapa tahun 1596, dalam perjalanannya juga sempat melewati perairan Pariaman.
Pada tahun 1686, orang Pariaman ("Pryaman'" seperti yang tertulis dalam catatan W. Marsden) mulai berhubungan dengan Inggris. Sebagai daerah yang terletak di pinggir pantai, Pariaman sudah menjadi tujuan perdagangan dan rebutan bangsa asing yang melakukan pelayaran kapal laut beberapa abad silam. Pelabuhan (entreport) Pariaman saat itu sangat maju. Namun seiring dengan perjalanan masa, pelabuhan itu semakin sepi karena salah satu penyebabnya dengan dimulainya pembangunan jalan kereta api dari Padang ke Pariaman pada tahun 1908.
Secara historis, sebagai pusat pengembangan ajaran Islam yang tertua di pantai Barat Sumatera, masyarakat Pariaman sangat agamis, yang tercermin dalam sikap dan prilaku yang memegang teguh ajaran Islam dan rasa tanggung jawab untuk mensyiarkan agama. 
Sebagai pusat penyebaran Islam di Minangkabau, Pariaman memiliki ulama terkenal seperti Syekh Burhanuddin, yang salah seorang gurunya bernama Khatib Sangko bermakam di Pulau Anso Duo, yang saat ini dikenal dengan "Kuburan Panjang". Beliau adalah pendiri perguruan tinggi Islam pertama di kawasan pantai barat Sumatera. Dari pengikut-pengikutnya, ajaran Islam berkembang pesat ke seluruh wilayah Minangkabau dan daerah tetangga. Bahkan, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, pelaksanaan pendidikan bernuansa agama Islam telah berkembang sehingga menjadikan kota ini sebagai kota tempat memperdalam ilmu agama bagi kebanyakan pemuda yang ada di wilayah Sumatera.
Dengan lika liku perjuangan yang amat panjang menuju kota yang definitif, Kota Pariaman akhirnya resmi terbentuk sebagai Kota Otonom pada tanggal 2 Juli 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Pariaman di Sumatera Barat.
Sebelumnya, Kota Pariaman berstatus Kota Administratif (Kotif), berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1986 dan menjadi bagian dari Kabupaten Padangpariaman se-kaligus Ibukota Kabupaten. Kotif Pariaman diresmikan tanggal 29 Oktober 1987 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Roestam dengan Walikota Administratif pertamanya Drs. Adlis Legan. Perjuangan menuju kota administratif inipun cukup berat. Namun berkat kegigihan dan upaya Bupati Padangpariaman saat itu, H. Anas Malik, Kotif Pariaman pun dapat diwujudkan.

Seperti Apa Kota Pariaman Itu ?
Kota Pariaman adalah salah satu kota yang terletak di Sumatra Barat.Kota yang baru didirikan pada tahun 2002 sangat maju pesat.Hal ini menjadikan kota pariaman sebagai contoh bagi kota-kota yang baru berdiri.
Salah satu pemasukan yang terbesar dari kota Priaman adalah sektor pariwisatanya.Salah satu tempat wisata yang paling menarik adalah wisata Pantai Gandoriah.Kata Gandoriah sendiri berasal dari bahasa Minang.Gando artinya hiasan sedankan Riah artinya meriah.Jadi Gandoriah artinya hiasan alam yang menyenangkan.Pantai ini terletak dekat pusat Kota Pariaman sehingga setiap harinya selalu dipenuhi pengunjung.
Pasir pantainya yang putih dan bersih mampu membuat pengunjung betah berlama-lama di pantai ini.Deburan ombak dan hembusan angin menambah saiknya suasana.Yang paling menarik dari pantai Gandoriah ini adalah jajaran pulau yang berdiri kokoh didepanya,yaitu plau angso duo,pulau tangah,dan pulau pandan.Ketiga pulau ini sangat menarik dan memiliki keunikan masing-masing.
Pulau Angso Duo contohnya.Pulau ini menyuguh kan keindahan bawah laut yang tiada duanya.Keanekaragaman hayati bawah lautnya manpu mengambil hati pengunjung.Ikan-ikan yang warna-warni,rumput lautya yang masih sangat subur dan msih belum terjamah oleh manusai.mejadikan pulau Angso Duo ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan.
Pulau Tangah juga tidak kalah menariknya dari pulau Angso Duo.Pulau ini menyuguhkan ketenangan air pantainya yang nemiliki ombak yang kecil.Tidak sedikit wisatawan yang bermain air pantai apalagi yang membawa para keluarganya.
Sedangkan pulau Pandan lebih menarik lagi.Pulau ini yang paling menarik hati para wisatawan mancanegara.Gelombang pantainya yang sangat besar,tidak sedikit parawisatawan yang surfing disana.Ditambah suasana pantai yang panas banyak wisatawan yang berjemur disana.
Begitulah jika kita berwisata di pantai Gandoriah.Rasanya satu hari tidak akan cukup untuk bersenang-senang di pantai ini.
Kota pariaman juga terkenal dengan ke khasan makananya.salah satu makananya yang sangat terkenal adalah “Sala Lauak”.Makanan yang terbuat dari tepung beras dan ikan ini sangat digemari oleh pengunjung.Sering kali pengunjung menjadikan “Sala Lauak” sebagai oleh-oleh.
Kota pariaman juga terkenal akan keanekaragaman budayanya,yang paling terkenal adalah “Pesta Tabuik”sering kali pariaman disebut-sebut sebagai Kota tabuik.Tabuik adalah suatu acara untuk memperingati tahun baru islam yang setiap tahunya selalu diperingati oleh masyarakat pariaman.
Pesata Tabuik menyuguhkan atraksi budaya bernuansa islami yang melegenda.pawai pesta Tabuik ditandai dengan pawai takaruf ribuan pelajar MDA,TPA,TPSA,danmasyarakat yang mengintari kota.Tabuik dibuat 2 atau lebih,tergantung dana yang terkumpul.
Tabuik yang terbuat bari kayu yang berbentuk BURAK (binatang berkepala manusia) diarak sekeliling kota pariaman oleh 6-10 orang, untuk kemudian dimasukkan kelaut.Sebelum dimasukkan ke laut,terlebih dulu diiringi tarian tabuik dan kemudian diadu dengan dengan tabuik lainya higga hancur. Hal itu mengisaratkan untuk menolak BALA atau kesialan yang menimpa kota pariaman.Untuk kembali suci pada tahun baru islam ini.Kemudian kerangka-kerangka tabuik tadi diambil oleh masyarakat Pariaman untuk di pajang di rumah mereka masing-masing.Masyarakat Pariaman percaya kerangka tabuik tadi bisa menolak kesialan yang menimpa dirinya.
Pesta tabuik memang mampu menarik ribuan pengunjung.sehinga kota pariaman dibanjiri uang.Baik pemerintah maupun masyarakat yang mengambil keuntungan dari Pesta Tabuik ini dengan cara berdagang.
Kota pariaman memang tiada hentinya menyuguhkan hal-hal yang unik untuk wisatawan,baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Apa Itu Cyber City ?
Cyber city merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat.
Sebagai bagian dari masyarakat dunia modern, bangsa Indonesia sudah saatnya menerapkan konsep cyber city untuk memenuhi kebutuhan warganya dalam mengakses internet secara lebih luas dan tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu saja. Bagaimanapun juga bangsa Indonesia kini berada dalam abad informasi dimana setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjalin pergaulan secara luas baik nasional maupun internasional. Implementasi cyber city juga bisa membantu masyarakat dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Dalam hal ini, masyarakat akan semakin pandai menggunakan internet dalam jumlah yang besar. Pemasangan hot spot Wi-Fi (wireless fidelity) di sejumlah tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat-tempat olahraga, lokasi bandara, pelabuhan, terminal bis, pusat-pusat perbelanjan modern dan tempat-tempat wisata lainnya akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktifitas secara lebih leluasa dalam satu waktu yang bersamaan.
Berwisata sambil berkirim email, menyantap makanan sambil mengerjakan tugas kantor, duduk di kendaraan sambil chatting dengan kolega dan sebagainya adalah contoh-contoh aktifitas yang sering dijumpai di tengah masyarakat, khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Pendeknya, aktifitas apapun yang dilakukan tidak akan mengganggu pekerjaan inti di kantor. Model kerja dinamis seperti ini sedang menjadi tren di tengah masyarakat dimana mobilitas kaum profesional, pebisnis, pendidik termasuk juga para mahasiswa semakin tinggi. Bekerja secara parallel mungkin itu istilah yang paling tepat bagi anggota masyarakat di berbagai kota besar di Indonesia.
Coba saja perhatikan, mulai dari sekadar mengakses informasi biasa hingga melakukan berbagai jenis transaksi bisnis sudah dapat dilakukan via internet termasuk di dunia pendidikan, perbankan, ketenaga kerjaan dan sebagainya. Internet yang multifungsi ini perlahan tapi pasti berusaha mengubah perilaku atau budaya sebagian besar warga kota dari pola-pola layanan konvensional menjadi layanan yang serba digital dan instant. Dengan kelebihannya itu pula, internet diprediksikan akan semakin diminati masyarakat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi.
Beberapa gambaran fakta di atas menunjukkan bahwa ke depan nanti sebagian besar masyarakat kota akan semakin bergantung pada internet untuk menjalani berbagai aktifitasnya. Tolok ukurnya adalah kebutuhan masyarakat terhadap suatu pelayanan informasi dan komunikasi digital yang serba cepat, efisien dan efektif. Pola kerja dinamis seperti ini tidak sekedar menunjukkan gaya hidup orang modern tetapi sudah menjadi kebutuhan semua orang. Hal ini mirip seperti komunikasi ponsel dimana hampir semua kelas sosial masyarakat menggunakannya. Oleh karena itu, internet akan menjadi jendela dunia bagi masyarakat dalam suatu kawasan atau kota untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi dalam segala hal. Inilah ciri suatu pengembangan kota modern yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dimana masyarakatnya dapat terlayani secara elektronik dan infrastruktur pendukungnya dapat saling terintegrasi dengan baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar